Sabtu, 29 Januari 2011

Resep Kue Kamir yang Lezat..^_^

Entah mengapa kue kamir sangat menarik bagi saya, sehingga hampir setiap pagi saya tidak enggan untuk pergi ke Pasar Bonsay dekat kosan untuk berburu dan menyantap kue khas Pemalang ini.
Rasa penasaran pun lalu muncul mengenai resep kamir yang uenak ini. Akhirnya dapat kuperoleh resep sederhana kue favorit saya ini.
Silahkan bagi yang ingin mencoba.


Bahan :
1 kg terigu
1/2 kg gula
1/2 kg tape
1/2 sdt fermipan
2 gls susu
2 gls santan
4 butir telur

Cara:semua adonan diaduk jadi satu, diamkan semalaman tutup dgn lap basah.
Lalu goreng


Sumber: Nadrah Shahab-NCC Indonesia

Koreksi Diri : Memerlukan Keikhlasan dalam Melakukan Pekerjaan


KRITERIA PEGAWAI YANG IKHLAS DALAM BEKERJA



Tanya:

Bagaimana seseorang bisa dikatakan ikhlas dalam bekerja. Apakah ikhlas ini termasuk dalam kewajiban menjaga amanat yang disebutkan dalam Al Qur’an?

Jawab:

Bagi pegawai dan orang yang terikat kontrak, ikhlas dalam bekerja dalah menunaikan pekerjaan sesuai yang dituntutkan, memenuhi perjanjian-perjanjian dan aturan-aturan yang berkaitan dengan pekerjaan yang ada. Inilah yang dimaksudkan dengan amanat yang wajib dipenuhi. Hal ini sebagaimana yang Allah firmankan,إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا

“Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kalian untuk menunaikan amanat kepada yang berhak” (QS. An Nisaa’: 58)
Wabillahit taufiq, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa aalihi wa shohbihi wa sallam.

Yang menandatangani fatwa ini:
Syaikh Bakr bin ‘Abdullah Abu Zaid dan Syaikh Sholih bin Fauzan Al Fauzan selaku anggota, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh selaku wakil ketua, dan Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz selaku ketua.


Fatwa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’
Pertanyaan kesembilan belas dari fatwa no. 19773

***
Fatwa di atas memberikan pelajaran bahwa pegawai yang dikatakan ikhlas dalam bekerja adalah yang tunaikan amanat. Pegawai yang ikhlas berarti selalu datang tepat waktu. Pegawai yang ikhlas selalu mentaati peraturan yang ada. Pegawai yang ikhlas selalu melayani konsumen dengan baik.

Semoga bermanfaat bagi para pegawai atau pekerja sekalian. Hanya Allah yang beri taufik.


KSU, Riyadh, KSA, 27th Dzulqo’dah 1431 H (04/11/2010)
Muhammad Abduh Tuasikal

Kamis, 27 Januari 2011

Aku Ingin Bertanya


Aku Ingin Bertanya (Kau Ingin Menjawab?)


Aku ingin bertanya padamu kawan…
Bila malaikat maut telah datang menjelang tanpa persetujuan
Apakah aku tengah dihiasi iman atau keingkaran…?


Aku ingin bertanya lagi hai kawan…
Bila tubuhku telah kaku berselimut tanah dan ditinggalkan
Apakah aku melihat pemandangan kenikmatan atau kepedihan…?


Aku ingin bertanya lagi hai kawan…
Bila aku terbangun dari kuburku dan berjalan menuju pengadilan
Apakah aku diliputi cahaya atau keringat panas deras bercucuran…?


Aku ingin bertanya lagi hai kawan…
Bila aku diberikan kitab amalku yang tak satu pun terlupakan
Apakah aku menerima dari arah kanan atau dari belakang badan…?


Aku ingin bertanya lagi hai kawan…
Bila aku dipanggil menghadap-Nya dengan serangan dakwaan
Apakah aku bisa bersilat kata atau anggota tubuhku yang menerangkan…?


Aku ingin bertanya lagi hai kawan…
Bila aku diperlihatkan di hadapan manusia akan segala perbuatan
Apakah aku dapat berdiri tegak atau tersungkur memohon dihentikan…?


Aku ingin bertanya lagi hai kawan…
Bila aku disuruh untuk menaiki neraca amal seimbang tiada kecurangan
Apakah aku melihat neraca amal baikku berat atau ringan…?


Aku ingin bertanya lagi hai kawan…
Bila aku melintasi shirath yang amat panjang mendebarkan
Apakah aku mampu mencapai ujung atau terjatuh dengan jeritan…?


Terakhir, aku ingin bertanya padamu kawan…
Bila aku kembali ke kampung halaman untuk masa yang tak berkesudahan
Apakah aku menempati taman kesenangan atau api siksaan…?


 NB: Semalam saya membongkar berkas-berkas lama dan menemukan kembali tulisan di atas, yang saya dapatkan melalui selebaran di sebuah masjid sekitar sepuluh tahun yang lalu, yaitu pada saat tahun pertama saya kuliah di IPB (1998/1999). Sampai sekarang saya tidak pernah tahu siapa penulisnya, namun semoga Allah `Azza wa Jalla membalasnya dengan kebaikan….

http://adniku.wordpress.com/ (Ustadz Abu Faris Adni Kurniawan)

Selalu Bersamamu Sampai Maut Menjemput

Ingin Terus Bersamamu Hingga Maut
Sabtu, 11 Desember 2010 07:00 Muhammad Abduh Tuasikal Belajar Islam


Kisah yang amat menarik. Kisah ini kami haturkan spesial untuk istri tercinta yang nan jauh di sana. Semoga jadi pelajaran penting untuknya dan juga bagi para wanita lainnya. Kami mendapatkan kisah tersebut dari buku ‘Ajaib Ad Du’aa’’. Kisah tersebut tentang sepasang kekasih (suami istri) yang ingin terus bersama hingga maut menjemput. Berikut kisah tersebut:
Laki-laki ini menikahi seorang wanita dan mereka hidup bersama selama beberapa tahun, bersama merasa manis dan pahitnya kehidupan, sama-sama merasakan suka maupun duka. Mereka telah memiliki beberapa anak, laki-laki maupun perempuan. Semakin bertambah usia, malah semakin bertambah cinta dan saling menghormati di antara mereka.
Tahukah apa yang mereka berdua panjatkan dalam do’a? Mereka berdo’a pada Allah agar mereka berdua dapat dimatikan bersama-sama.
“Ya Allah, teruslah langgengkan cinta kami ini hingga maut menjemput kami berdua bersama-sama.” Demikian kira-kira bagaimana do’a mereka.
Suatu hari mereka berdua melakukan perjalanan dengan membawa mobil. Mereka saling bercakap-cakap dan ketika itu benar-benar begitu akrab. Namun tidak disangka beberapa saat kemudian begitu dekat maut menjemput. Apakah mereka saling mendahului satu dan lainnya?
Tiba-tiba kendaraan mereka mengalami kecelakaan. “Braaaakk”.
Mereka berdua pun sama-sama meninggalkan dunia.
Semoga mereka dapat bersama terus hingga di surga kelak dengan izin Allah Ta’ala.[1]
***
Kisah di atas menunjukkan bagaimanakah ajaibnya doa. Suatu hal yang diharap-harap dalam doa bisa terwujud dengan izin Allah. Maka janganlah lepaskan diri dari do’a, meminta tolong pada Allah sepanjang hayat. Apalagi doa itu menyangkut maslahat kebahagiaan di akhirat.
Yang esensial di sini adalah bukan pasangan suami istri itu mati bersama-sama. Namun yang lebih penting adalah bagaimana keduanya bisa mewujudkan impian bersama hingga surga Firdaus A’la. Tentu saja ini diwujudukan dengan keduanya sama-sama bertakwa. Karena persahabatan dan kedekatan di dunia bisa bermanfaat hingga hari akhir nanti adalah dengan takwa. Allah Ta’ala berfirman,
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az Zukhruf: 67)
Semoga cinta yang ada di dunia ini Allah tetapkan terus ada antara aku dan kau (istriku tercinta) hingga di surga Firdaus Al A’la. Aamiin Yaa Mujibass Sailin.

Worth note for my lovey wife, on 4th Muharram 1431 H (10/12/2010), in Riyadh-KSA
Written by: Muhammad Abduh Tuasikal

kalopun saya tidak mengucapkan "selamat ulang tahun, kawan.." bukan berarti saya melupakanmu, sahabatku..

Asal Mula Ulang Tahun




* Menurut Scwbische Zeitung, April 1981, hal 4, mengatakan:

“Berbagai kebiasaan yang dilakukan orang-orang dewasa ini dalam merayakan hari ulang tahun mereka, mempunyai sejarah yang panjang. Asal-usulnya ialah dari alam gaib dan agama. Kebiasaan memberikan ucapan selamat, memberikan hadiah dan merayakannya, lengkap dengan lilin-lilin yang dinyalakan pada zaman purba, dimaksudkan untuk melindungi orang yang berulang tahun dari hantu-hantu dan guna menjamin keselamatannya untuk tahun mendatang."

* Menurut The Lore of Birthdays (New York, 1952), Ralph dan Adelin Linton, hal 8,18-10, mengatakan

“Orang-orang Yunani percaya bahwa setiap orang mempunyai roh pelindung atau daemon yang hadir pada setiap kelahirannya dan menjada dia selama hidupnya. Roh ini mempunyai hubungan mistik dengan tuhan (dewa) yang hari kelahirannya sama dengan orang yang merayakan hari ulang tahun itu. Orang-orang Romawi juga menganut gagasan ini. Gagasan ini dibawa serta dalam kepercayaan dan dicerminkan sebagai malaikat pelindung, peri yang menjadi wali ibu (godmother) dan santo pelindung.

Kebiasaan menyalakan lilin pada kue dimulai oleh orang-orang Yunani. Kue-kue madu yang bulat seperti bulan dan diterangi dengan lilin-lilin kecil ditaruh pada altar dari kuil ARTEMIS. Lilin ulang tahun dalam kepercayaan rakyat, mengandung kegaiban istimewa yang dapat mengabulkan permohonan. Lilin-lilin kecil yang dinyalakan dan api persembahan mempunyai makna mistik yang istimewa sejak manusia pertama kali mendirikan altar-altar untuk ilahnya (dewa-dewa).

Jadi lilin ulang tahun merupakan suatu penghormatan kepada anak yang berulang tahun dan mendatangkan keberuntungan. Ucapan selamat ulang tahun dan harapan semoga bahagia merupakan bagian dari perayaan ini. Mula-mula gagasan ini berasal dari ilmu gaib. Ucapan selamat ulang tahun mempunyai kuasa untuk kebaikan atau malapetaka karena seseorang lebih dekat kepada dunia roh (jin, setan, dll, ) pada hari itu."

(oleh Kodiran Salim, Peneliti Independen Lintas Kitab Suci)
HINDARI BID’AH Ikuti Sunnah-Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman (yang artinya);

"Katakanlah, jika kamu benar-benar cinta kepada Allah, turutlah aku (Muhammad) pasti Allah mencintaimu pula dan sekaligus mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

(QS. Ali'Imran [3]:31).

"Katakanlah: Taatilah Allah dan Rasul. Jika mereka tidak mau mengindahkan ajakanmu ini, maka Allah tidak cinta kepada orang-orang kafir."

(QS. Ali'Imran [3]:32).

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda,

(yang artinya);

"Tidak akan terjadi kiamat sebelum umatku mengikuti tradisi umat-umat terdahulu. Sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Apabila mereka masuk ke lubang biawak pun umatku akan mengikuti juga."

Sahabat bertanya, "Yahudikah, Nasranikah?"

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam menjawab:

“Siapa lagi!"

Dalam Hadits yang senada Sahabat bertanya, "Romawikah, Persiakah?"

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam menjawab;

"Siapa lagi!"

(HR. Bukhari dan Muslim).

Kalamullah [QS. Al-Mukmin [40]:14] artinya:

"Pujalah Allah dengan Khidmat dan setulus-tulusnya, meskipun orang-orang kafir merasa dongkol karenanya."

%%% Hati-hatilah mengikuti tradisi nenek moyang %%%

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman

(yang artinya)

"Dan bila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah peraturan-peraturan yang telah diturunkan Allah!," mereka menjawab: "Tidak! Kami hanya mau mengikuti apa-apa kebiasaan yang telah kami dapati dari nenek moyang kami. "Apakah akan diikuti juga walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak pula mendapat petunjuk Tuhan?."

[QS. Al-Baqarah [2] :170]

"Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan oleh Allah!." Mereka menjawab: "Tidak! Kami hanya akan mengikuti apa yang telah kami dapati dari para nenek moyang kami! Apakah mereka akan mengikuti juga sekalipun nenek moyang mereka itu dibawa terlibat oleh setan ke dalam siksa Api Neraka?."

(QS. Luqman [31]:21).

Kesimpulan QS Luqman [31] ayat 21 di atas ialah:

'Apakah mereka tidak mempunyai pandangan pikiran sendiri, dengan mana dia dapat mengetahui yang benar dan yang salah? Seseorang harus mencari kebenaran bukan kebenaran mencari seseorang.

Wabillahi taufik walhidayah... Fastabiqul khairat

Sumber dr Abriansyah M Noor